Pusat Pembuatan dan Penjualan Batik Tulis Warna Alam di Yogyakarta tepat nya ada di Kampung Batik Tulis Giriloyo.
Sekilas Produk Batik Tulis di Sentra Batik Tulis Yogyakarta yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat “mbladus” dan mudah pudar warnanya, dibanding dengan batik dengan pewarna Sintetis atau kimia yang cenderung “Ngejreng”. Penggunaan Warna Alami untuk batik selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat.
Untuk Pesan Batik Tulis Warna Alami Asli Giriloyo Yogyakarta, silahkan hubungi kami:
085-729-269-403
085-215-997-478
BB : 529132F2
Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
- Medel: pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang kali dengan penuh Ketelitiandan kesabarab agar Pewarnaan nya bisa maksimal.
- Celupan Warna Dasar: Batik-batik Tulis daerah Pekalongan, Cirebon, Banyumas dan lainnya yang warnanya tidak diwedel namun diganti warna lain seperti violet, merah, hijau orange dan lainnya. Hal ini agar pewarnaan berikutnya tidak berubah. bahan pewarna yang bisa dipakai biasanya memiliki ketahanan yang baik seperti pewarna indigosol, Napthol/Indanthreen.
- Menggadung : Yakni menyiram kain batik dengan larutan zat warna. Tekniknya dengan menggelar kain kemudian disiram dengan larutan pewarna. Cara ini menghemat zat warna namun menjadi agak kurang merata karena pemerataannya dilakukan dengan menyapunya. Pewarnaan ini sering dilakukan oleh pembatik di Pekalongan untuk warna pada kain sarung atau buket.
- Coletan ( Dulitan ) : Yakni pemberian warna dengan kuas atau dilukis dimana bagian yang diwarnai dibatasi oleh garis perintang Malam ( Lilin ). Pewarna yang biasa digunakan seperti Rapid dan Indigosol
Menyoga: Pemberian warna coklat pada kain batik tulis. Bagi daerah pengrajin batik yogyakarta, Solo, ini merupakan pewarnaan terakhir. Zaman dahulu pewarnaan menggunakan kulit pohon soga. Sekarang banyak digunakan pewarnan seperti Soga Ergan. Chroom. Kopel Naphtol, indigosol/kombinasii dari bahan bahan pewarna alami lain nya.
Proses pembuatan Batik Tulis Warna Alami sebenarnya tidak susah, hanya saja memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Umumnya untuk menghasilkan warna yang kita inginkan diperlukan waktu yang cukup lama. Kita akan menghabiskan waktu mingguan bahkan hingga bulanan. Itulah yang menyebabkan harga batik tulis warna alami lebih mahal di banding dengan harga batik tulis sintesis
Bahan untuk batik tulis warna alami di peroleh dengan cara “mengekstrak” bagian-bagian dari tumbuhan penghasil celup, seperti Batang, Kulit kayu, Daun, Akar-akaran, Bunga biji-bijian, Buah-buahan, dan Getah pohon. Pengekstrakan dapat dilakukan baik pada temperatur rendah maupun temperatur tinggi dengan menggunakan air sebagai pelarut.
Proses Pembuatan batik warna alam terbagi tiga jenis yaitu bejana (rebus), fermentasi (pembusukan), dan direct (langsung). Agar bahan-bahan yang kita gunakan bisa menempel kuat di kain, proses pewarnaan harus dibantu dengan apa yang disebut “fiksasi“. Jenis bahan fiksasi ada tiga, yaitu :
- Kapur : untuk menghasilkan warna yang muda atau terang
- Tawas : untuk memperoleh warna dasar atau asalnya
- Tunjung : agar menghasilkan warna yang lebih tua.Bagian terpenting dalam Proses Pewarnaan Alami ini disebut “Mordanting”. Bisa dikatakan, berhasil atau tidaknya suatu proses pewarnaan tergantung dari proses mordanting. Itu sebabnya mordanting harus dilakukan secara hati-hati, akurat, dan tidak terlalu cepat, agar menghasilkan warna yang maksimal.
Pada dasarnya mordanting dilakukan untuk menghasilkan warna-warna permanen. warna-warna mordan yang umum digunakan adalah Alum, Chrome, Iron, Tin, Lime, dan Tannin. Namun yang biasa digunakan adalah Alum (Potassium aluminium sulphte), Iron (Ferrous sulphat/copperas/green vitriol), Lime (Ca Co3), dan Tannin, karena bahan ini “aman” digunakan.
Bila kita meninjau kembali tentang Batik Tulis maka kita paham dari mana tinjauan kita. Batik dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai Seni Batik dan Teknik Batik. Peninjau batik menurut segi seni batik yakni meninjau dari pewarnaan baik itu arti warna, keharmionisan dan sebagainya tentang pewarnaan. sedangkan dari segi teknik yakni melihat bahan, tenik maupun proses dalam pewarnaannya. penijauan ini saling berkaitan sangat sulit untuk memisahkannya kedua unsur ini. apalagi dengan meninjau secara kronologis urutan mengenai zaman maupun periode pembuatan hal ini karena bahan-bahan yang kita miliki belum terlalu lengkap. Secara umum warna-warna yang sering dipapaki dalam pewarnaan batik sebagai berikut:
- Warna hitam
- warna biru tua
- warna soga/ coklat
- warna mengkudu/ merah tua
- warna hijau
- warna kekuningan
- warna violet
Namun dengan perkembangan Teknologi Pewarnaan batik senantiasa berkembang dan semakin bervariatif. sehingga keberadaan batik menjadi lebih hidup dan semakin berinteraksi dengan manusia selain dengan keindahan motif-motif yang dimilikinya, tanpa mengkesampingkan dampak terhadap alam sekitar karena sangat ramah lingkungan. Itulah mengapa, kami sebagai pengrajin batik di yogyakarta tetap melestarikan pembuatan batik tulis warna alami