Sejarah sentra Kerajinan batik tulis giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, sebagai tempat nya pengrajin batik tulis Yogyakarta – Kampung Batik Giriloyo atau yang sering di sebut Sentra batik di Giriloyo, Imogiri merupakan sentra kerajinan batik tulis tertua di Bantul. Sentra ini sudah ada sejak jaman pemerintahan Sultan Agung memerintah kerajaan Mataram. Mayoritas perempuan di kampung ini berprofesi sebagai pengrajin batik yang di wariskan dari nenek moyang nya secara turun temurun, dari generasi ke generasi.
Jika anda masih mau berkunjung atau belanja batik tulis Giriloyo, silahkan hubungi kami:
- Tlp/SMS: 085-729-269-403 (Indosat)
- WA: 085-215-997-478 (Telkomsel)
- Alamat: Dsn. Giriloyo – Ds. Wukirsari 02/20 -Kec. Imogiri – Kab. Bantul Yogyakarta
- An. Bapak Miftahur Rozi / Ibu Umi Aisah Fauziah
makam raja-raja mataram di imogiri
Daerah Giriloyo merupakan daerah yang keramat bagi mayoritas warga Yogyakarta. Pasalnya, daerah ini merupakan areal makam para raja-raja Mataram, Keraton Yogyakarta, serta makam para seniman agung. Dari pusat kota Yogyakarta, daerah ini terletak sekitar 20 kilometer (km) ke arah selatan. Sentra Batik Giriloyo ini lebih tepatnya berada di Desa Wukirsari Kec. Imogiri, Kab. Bantul, DI Yogyakarta yang menjadi tempat pembuatan batik tulis Yogyakarta yang umurnya sudah cukup tua
Selain sentra batik tulis Giriloyo, Desa Wukirsari ini juga mempunyai potensi besar sebagai pengrajin batik, diantaranya ada di Dusun Cengkehan, Karangkulon, Kedung Buweng, serta Nogosari I dan Nogosari II. Dari beberapa dusun yang ada tersebut, yang paling produktif sebagai pengrajin batik ada di Dusun Giriloyo, Cengkehan dan Karangkulon. Ketiga tempat ini, hasil produk batik nya relatif sama yakni batik tulis halus khas keraton yogyakarta dengan ciri khas nya warna soga (coklat)
Akses Masuk Ke sentra Batik Wukirsari
Sejarah Sentra Batik Tulis Giriloyo
Belum di temukan bukti otentik tentang kapan masuk nya kerjainan batik tulis di daerah Giriloyo, namun dari beberapa penuturan warga setempat, kerajinan batik tulis ini mulai berkembang sekitar tahun 1654 atau abad ke 17. Pada saat itu, kerajaan Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung. Pada tahun tersebut Sultan Agung memerintahkan agar daerah perbukitan Imogiri dijadikan area pemakaman raja-raja, sehingga pihak kerajaan mengirim abdi dalem keraton untuk menjaga area tersebut. Selain menjaga makam, abdi dalem ini juga memiliki keahlian membuat batik tulis yang hasil nya di gunakan untuk keperluan keraton.
Akses Jalan Ke Kampung Batik Giriloyo
Semenjak itulah di daerah Giriloyo berkembang kerajinan batik tulis, dari hasil interaksi warga setempat dengan abdi dalem keraton, kerajinan batik tulis semakin berkembang di daerah ini yang kemudian di wariskan secara turun temurun.
Awalnya, penduduk giriloyo hanya bertindak sebagai buruh nyanting batik dari selama puluhan tahun lamanya dan menjual hasil karya mereka dalam bentuk produk setengah jadi kepada juragan batik di pusat kota Yogyakarta.
Sentra Batik Tulis Giriloyo Mulai Menggeliat
Gazebo Wsata Batik Giriloyo
Sentra batik Giriloyo di Kecamatan Imogiri, Bantul, mulai bangkit tahun 2004. Namun pada tahun 2006 peristiwa tidak di sangka datang melanda, akibat gempa yang terjadi pada tahun tersebut banyak sentra batik yang hancur dan gulung tikar. Setahun pasca terjadi nya gempa, perajin batik di wilayah ini mencoba bangkit kembali. Masyarakat di daerah Giriloyo dengan semangat kebersamaan untuk membangun kejayaan, masyarakat mulai membentuk kelompok-kelompok pengrajin batik yang di bawah naungan kelompok Paguyuban Batik Giriloyo. Terbentuknya kelompok batik Giriloyo ini ternyata mendapatkan respon positif dari LSM Sosial dan pemerintah, khusus nya Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta.
Salah satu bentuk perhatian LSM dan pemerintah adalah di berikan nya pelatihan dan pendampingan kepada kelompok batik terkait dengan ketrampilan pembuatan batik tulis mulai tahap awal hingga siap pakai. Selain itu pula pengrajin batik giriloyo juga di berikan pelatihan terkait dengan strategi pemasaran batik, sehingga menjadi pengrajin batik yang mandiri tidak lagi tergantung pada tengkulak batik. Untuk menandai kebangkitan batik giriloyo, warga masyarakat membuat aksi membatik bersama di selendang sepanjang 1.200 meter, aksi ini di lakukan pada tanggal 27 Mei 2007 dan mendapatkan REKOR MURI sebagai batik terpanjang di Indonesia.
Rekor Muri Batik Terpanjang di Yogyakarta
Dukurangn pemerintah tidak hanya itu, di tahun 2007 -2008, pemerintah mengucurkan dana bantuan untuk perbaikan sarana dan prasarana, seperti perbaikan jalan untuk akses masuk ke area Sentra batik Giriloyo. Pada tahun yang sama LSM membantu untuk pembangunan Gazebo (tempat pameran dan belajar membatik) yang saat ini menjadi tempat wisata belajar meembatik di Yogyakarta.
Strategi Promosi Kampung Batik Giriloyo
Sebagai desa wisata, sentra batik Giriloyo mengandalkan pemasaran produknya dari para wisatawan yang datang ke daerah ini. Dengan bekerja sama dengan para agen travel wisata yang mempunyai paket wisata ke makam raja di Imogiri agar mampir ke Giriloyo.
wisata batik yogyakarta
Ketika kerajinan batik tulis mulai mendapatkan pengakuan dunia, sentra kerajinan batik di berbagai daerah di Indonesia pun turut menuai berkah. Tak terkecuali para perajin di sentra batik tulis Giriloyo, di Kecamatan Imogiri, Bantul.
Di daerah yang terletak sekitar 1 kilometer dari makam para raja keraton Jawa ini, kini hampir setiap hari kedatangan rombongan tamu dari berbagai daerah, juga dari beberapa negara untuk sekedar melihat proses pembuatan batik tulis tradisional, ada juga yang ingin belajar membatik, dan juga belanja batik tulis khas Yogyakarta.
Berikut ini adalah beberapa hasil karya sentra kerjainan batik tulis Giriloyo: